Alkisah hidup sebuah keluarga sederhana. Kehidupan di keluarga ini sangatlah bahagia. Keluarga ini terdiri dari seorang ibu, anak, serta seorang menantu yang penurut. Keluarga ini menganut paham Vegetarian. Sang Anak sangatlah penurut terhadap ibunya dan sangat menyayangi istrinya. Sang Istri juga sangat menghormati sang Mertua dan setiap hari selalu membantu sang Mertua menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya, bahkan Ia selalu memasakkan masakan kesukaan sang Mertua setiap harinya dan itulah yang membuat sang Mertua betah bervegetarian.
Suatu hari sang Mertua mengalami sakit keras. Sang Anak sangatlah kawatir, lalu dibawanya sang Ibu pergi memeriksakan diri. Akan tetapi, atas permintaan sang Ibu yang ingin dibawa pergi ke Tabib, akhirnya sang Anak membawanya pergi kesana.
Di tempat kediaman sang Tabib, sang Ibu diperiksa. Sang Tabib mengatakan bahwa sang Ibu terkena penyakit berat dan hanya bisa sembuh jika dia memakan Kepah yang direbus bersama obat-obat tradisional yang diberikan oleh sang Tabib.
Setelah pulang, sang Ibu pun gundah karena memikirkan apa yang dikatakan sang Tabib. Ia vegetarian, tetapi ia harus memakan kepah. Itu menjadi konflik di dalam batin sang Ibu. Setelah lama berpikir, akhirnya ia memutuskan untuk memakan kepah dan menghiraukan paham vegetarian yang ia anut selama ini.
Sang Ibu pun pergi menemui Mertuanya untuk dimintai tolong memasak Kepah tersebut.
"Apa bu? Yang benar saja, kan Ibu bervegetarian, masa mau makan kepah?"kata sang Istri. Lalu sang Mertua pun berkata, " Kalau saya tak bisa memakan Kepahnya, Kuah dari masakan itu saja sudahlah cukup. Apakah kamu ingin melihat Ibumu ini mati sengsara karena penyakit yang menyiksa ini?"
Sang Istri yang mendengar kata-kata dari sang Mertua pun bingung. Ia juga tidak mau sang Mertua sakit berkepanjangan. Akhirnya dia menemukan sebuah ide. Dia pergi ke halaman rumah, mengambil beberapa kerikil batu lalu ia cuci bersih. Setelah itu, dia menyuruh sang Mertua untuk tidur dulu selagi ia memasakkan resep yang sang Tabib berikan.
Sang Mertua yang tak bisa tidur menjadi gundah, berpikir apakah sang Istri benar-benar mau memasakkan Kepah untuk dimakan oleh sang Mertua. Akan tetapi, terdengar suara ribut dari arah dapur seakan-akan sang Istri sedang memasak sesuatu yang keras. Sang Mertua langsung berpikir bahwa sang Istri sedang menggongseng Kepah-Kepah di dalam kuali sehingga suara-suara ribut itu terdengar.
Sebaliknya yang terjadi di dapur adalah sang Istri memasukkan batu kerikil ke dalam kuali, memasukkan semua obat-obat tradisional ke dalamnya dan mengaduknya.
Setelah obat itu siap, dia hanya mengambil kuahnya untuk diminum oleh sang Mertua. Sang Mertua pun tidak curiga dan meminumnya dengan lahap.
Keesokan harinya sang Mertua menjadi sehat, tetapi ia merasa bersalah karena dia sudah melanggar pantangan dari bervegetarian. Lalu sang Istri berkata "Bu, kamu tidak usah kawatir, Ibu tidak memakan Kepah asli. Kemarin hanyalah batu kerikil yang saya masak dengan obat-obatan. Sang Mertua tampak lega lalu memeluk sang Menantu yang sangat pengertian itu.
Moral :
"Segala sesuatu yang Kita lakukan haruslah dimulai dengan keyakinan. Bila keyakinan itu telah muncul, semuanya pasti akan tercapai, meski pada akhirnya sesuatu yang kita yakini itu adalah KOSONG...."